Teng..teng..
Bel tanda masuk belajar berbunyi, semua anak segera memasuki kelas masing-masing. Pagi ini, SMA BIANTARA, tepatnya kelas XI-3 kedatangan seorang murid baru yang cantik.
"semua harap tenang, hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan memperkenalkan diri." ucap Bu Sandra membuka topik pembicaraan.
"terimakasih bu. Halo semua. Nama saya Regina Alhasya, kalian bisa panggil saya Regi. Saya pindahan dari Yogyakarta." ucap Regi.
"sudah reg?" tanya Bu Sandra.
"sudah bu." jawab Regi.
"Bu, boleh nanya ga?" tanya salah satu murid lelaki, yaitu Adi.
"boleh, ada apa?" tanya Bu Sandra kembali.
"udah punya cowo belum reg?" tanya jahil Adi ke Regi.
"no HP-nya berapa?" sahut seorang murid laki-laki yang lain.
"sudah-sudah. Kalo mau nanya yang aneh-aneh nanti saja pada saat jam istirahat." ucap Bu Sandra.
"yah.." sahut semua murid laki-laki. Regi hanya tersenyum kecil saja.
"yauda, sekarang kamu silakan duduk di..." ucap Bu Sandra yang bingung sedang mencari tempat duduk. "di samping Rangga." sambung Bu Sandra.
"apa bu? Sama saya? Ini tempatnya Kevin bu!" tolak Rangga.
"sudah. Besok Kevin suruh cari tempat yang lain. Silakan duduk ke tempatmu, Regi." ucap Bu Sandra.
"wooo.." teriak semua siswa karena tidak bisa duduk dengan Regi. Regi langsung menghampiri Rangga dan duduk di sebelahnya.
"hai aku Regi." sapa Regi.
"udah tau!" ucap Rangga ketus. Rangga, sapa semua anak kepadanya, cowok yang satu ini menjadi idaman semua cewek di sekolahannya, cuma cowok ini selalu cuek dengan cewek. 'jutek banget si nih orang.' batin Regi.
"ayo semua keluarkan buku fisika kalian." perintah Bu Sandra yang akan memulai mengajar fisika.
"iya buu..." sahut semua anak dengan serentak.
"oh ya Regi, kalau kamu belum punya bukunya, kamu boleh lihat Rangga." ucap Bu Sandra.
"iya bu." ucap Regi.
"ya kita mulai pelajarannya." ucap Bu Sandra.
"boleh lihat ga?" tanya Regi. Rangga hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Regi serta buku Rangga tidak tergeser 1mm pun. 'pelit banget sih nih anak.' batin Regi.
"nih." ucap Adi yang berada di seberang mejanya dan sambil menawarkan buku fisika miliknya.
"oh makasih. Enggak usah ko." tolak Regi.
"nih liat aja." tawar Adi lagi.
"enggak usah ko. Makasih." ucap Regi sambil tersenyum kecil ke Adi.
"ADI DIAM..!" teriak Bu Sandra. Bu Sandra memulai pelajarannya kembali.
Teng..teng..
Bel istirahat berbunyi.
"toilet dimana ya?" tanya Regi ke Rangga. Rangga tidak menjawab sepatahkatapun dan langsung meninggalkan Regi. 'ih nge-BT-in banget sih nih orang.' ucap regi dalam hati.
"hai, kenalin nama aku Nanda, ini Nia, kalo yang ini Echa." ucap Nanda ke Regi sambil mengulurkan tangannya.
"hai juga. Aku Regi." ucap Regi sambil mengulurkan tangannya.
"kamu kenapa? Kok duduknya enggak bisa diam." tanya Nia.
"oh. Mau anterin aku ke toilet nggak? Aku kebelet pipis." tanya Regi.
"oh kamu kebelet. Ngomong atuh dari tadi. Ayo ke toilet." ucap Echa.
Teng..teng..
Jam pulang sekolah berbunyi, semua anak langsung pulang ke rumah masing-masing, begitu juga dengan Regi.
Dihari keduanya di sekolah baru, Regi terlambat.
Tok..tok..
"misi pak." ucap Regi.
"cepat duduk." ucap Pak Tono, guru Biologi. Regi bingung duduk dimana, tempat duduknya yang kemarin, sudah ditempati orang.
"kenapa kamu belum duduk?" tanya Pak Tono.
"itu pak..ehm.. Tempat saya sudah diduduki orang lain." jelas Regi.
"disini aja Reg." tawar Adi sambil mendorong teman semejanya supaya tidak duduk disampingnya.
"woo..." sorak semua anak.
"Kevin, kamu pindah ke belakang. Kamu duduk dengan Rangga." ucap Pak Tono.
"pak saya aja yang ke belakang." ucap Rangga yang langsung mengambil tasnya dan langsung duduk di belakang.
"yauda, kamu cepat duduk disana, disamping Kevin." ucap Pak Tono. Regi langsung bergegas.
Ketika sedang mengerjakan tugas dari Pak Tono, Regi dan Kevin sempat ngobrol.
"hei." ucap Kevin.
"eh.." ucap Regi yang baru sadar dari lamunannya.
"kenapa bengong? Bukannya dikerjain tugasnya. Emangnya lu ngeliatin apaan sih? Rangga?" ucap Kevin.
"hah? Gak! Siapa yang lagi ngeliatin tuh orang. Gua cuma heran aja. Lu bener-bener beda 360 derajat sama temen lu." jelas Regi.
"temen gua? Siapa? Rangga?" tanya Kevin.
"iya. Kemaren tuh dia bener-bener gak mau geser bukunya walaupun cuma 1mm doang. Sedangkan lu, lu mau berbagi dengan gua." jelas Regi.
"kita tuh harus berbagi. Lu gak usah kaget kali. Rangga itu emang dingin sama yang namanya cewek." jelas Kevin.
"kenapa bisa?" tanya Regi penasaran.
"gua juga gak tau lebih jelasnya. Gua juga heran. Padahal banyak banget cewek yang nge-fans bahkan sampe tergila-gila sama dia, tapi tetap aja Rangga dingin sama yang namanya cewek." jelas Kevin lagi.
"kalian berdua diam." bentak Pak Tono ke Regi dan Kevin yang daritadi asik banget ngobrolnya, bukanya ngerjain tugas. Suasanya pun menjadi sepi dan sunyi.
Teng..teng..
Bel pulang sekolah berbunyi.
"Rangga...." teriak Regi. Rangga tidak memperdulikan Regi.
Keesokan harinya, ketika Regi, Nia, Echa dan Nanda lagi ngumpul di kantin pada jam istirahat, Adi menghampiri mereka.
"hai reg." sapa Adi ke Regi. Regi hanya melempar senyum ke Adi.
"yang disapa Regi doang nih. Echa gak disapa." goda Nia.
"apasi ni." ucap Echa. Muka Adi dan Echa seketika memerah seperti kepiting bakar.
"emang ada apa si?" tanya Regi penasaran.
"kan Echa ...... " jelas Nanda yang tiba-tiba terpotong.
"NANDA!" ucap Echa.
"yauda, gua pergi dulu, takut ganggu kalian semua." ucap Adi yang langsung meninggalkan mereka berempat.
Teng..teng..
Bel pulang sekolah berbunyi.
"jadi gak?" tanya Rangga ke Regi. Hah? Baru kali ini Rangga membuka pembicaraannya dengan Regi.
"jadilah. Emangnya mau kapan lagi." jawab Regi jutek, secara kemaren Regi dicuekin mentah-mentah sama Rangga. Hari ini mereka ingin mengerjakan tugas B.Indonesia. Mereka? Regi dan Rangga sekarang satu kelompok untuk mengerjakan tugas itu. Ketika mengetahui bahwa mereka satu kelompok, tampang mereka langsung BT.
Keesokan hari, langit yang cerah tidak tampak menyelimuti wajah Regi. Kevin yang baru datang langsung menyapa Regi.
"hai reg." sapa Kevin.
"hai juga vin." sapa Regi kembali.
"lu kenapa sih reg? Di pagi yang cerah ini, muka lu malah mendung." tanya Kevin.
"gak ko vin." jawab Regi.
"ayolah cerita aja." tawar Kevin sambil duduk di sebelah Regi.
"okelah. Jadi kemaren waktu gua lagi nyalin hasil wawancara, gua sempet berantem sama Rangga. Karena gua sebel banget sama tuh orang, dengan refleks gua mukul kepalanya Rangga pake batu." jelas Regi.
"terus Rangga baik-baik aja kan?" tanya Kevin.
"apaan. Orang Rangga langsung pingsan. Terus gua bawa pulang tuh orang, untungnya di dompetnya ada alamat rumahnya." jelas Regi lagi.
"terus?" tanya Kevin lagi.
"waktu gua sampai rumahnya, lagi ada perang dunia keseratus antara nyokap dan bokapnya Rangga. Nyokap bokapnya Rangga langsung ngeliatin gua. Terus mereka ngeliat tanda lahir di tangan gua. Terus nyokapnya Rangga ngajak gua ngobrol dan cerita sesuatu hal ke gua. " jelas Regi lagi.
"terus?" tanya Kevin.
"nyokapnya Rangga cerita kalo Rangga itu punya saudara kembar. Dari kecil mereka sudah berpisah. Mereka berpisah karena orang tuanya tersangkut masalah hutang piutang. Jadi, saudaranya Rangga terpaksa dijual untuk membayar semua hutangnya." jelas Regi.
"ouh gitu." ucap Kevin.
"belum selesai tau!" omel Regi.
"ouh belum. Terusannya apa?" tanya Kevin.
"waktu nyokapnya nanya nama gua, nyokapnya langsung kaget." jelas Regi lagi.
"ohh.." reaksi Kevin.
"lu tau kembarannya Rangga?" tanya Regi kembali.
"gak, emangnya siapa?" tanya Kevin penasaran.
"gua vin, gua." ucap Regi sambil meneteskan air mata di pipi lembutnya.
"hah?" ucap Kevin kaget.
"gua semaleman berantem sama nyokap bokap gua dirumah. Gua pengen tahu, gua itu bener anak kandungnya mereka atau bukan. Ternya bener vin, gua itu bukan anak kandungnya mereka." jelas Regi.
"yang sabar ya reg." ucap Kevin yang gak tega ngeliat Regi dan gak tau harus berbuat apa.
"Regi, maafin mama papa ya. Semaleman mama nangis terus mikirin lu reg." ucap Rangga yang tiba-tiba datang diantara Regi dan Kevin.
"gua udah maafin ko ga. Gua gak mau memperdebatkan masalah ini. Gua berterimakasih banget, karena kejadian kemaren gua jadi tahu siapa orang tua kandung gua." ucap Regi sambil menghapus air matanya.
"entar pulang sekolah lu kerumah gua ya, eh kerumah kita. Mama pengen ketemu sama lu." tawar Rangga.
"iya. Gua pengen ketemu nyokap asli gua." ucap Regi sambil melemparkan senyum manisnya ke Rangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong hanya untuk hal-hal yang penting